Kamis, 06 Desember 2012

Privasi Akun Facebook Menurut Barat dan Timur

Penulis: Arli Aditya Parikesit - detikinet
 
Ilustrasi (Ist.) Jakarta - Jean Paul-Sartre, Filosof Prancis, sangat terkenal dengan quote-nya 'orang lain adalah neraka'. Quote Sartre tersebut sangat menunjukkan semangat individualisme barat, yang mengagungkan dan mendewakan privasi. Aplikasinya persahabatan harus dibuat seselektif mungkin, dan interaksi dengan orang asing harus dibatasi.

Namun, Asia memiliki norma yang berbeda. Quote 'mangan ora mangan sing penting ngumpul' sangat menjelaskan semangat silaturahmi dari orang Asia. Aplikasi dari prinsip ini adalah bersahabat dengan semua orang, dan berinteraksi dengan siapapun.

Facebook, sebagai sosial media yang sangat populer, didesain supaya setiap penggunanya memiliki kesempatan berinteraksi dengan sebanyak mungkin pengguna lain. Hal ini tentu sangat welcome jika diterapkan di Asia, Afrika atau Amerika Latin.

Namun di barat, prinsip ini bisa problematis. Di Amerika Utara dan Eropa barat, banyak orang yang justru tidak ingin berinteraksi dengan sebanyak mungkin orang lain.

Privasi Menurut Barat

Selama tinggal di Eropa, sudah sangat sering kolega orang lokal bertanya kepada saya, mengapa Facebook Friend saya bisa sampai ribuan? Mereka heran, karena 'add friend' orang yang tak dikenal adalah sesuatu yang tidak bisa mereka pahami.

Tampaknya paradigma 'Sartreian' masih sangat kuat menghujam di lubuk mereka. Saya mencoba menjelaskan, bahwa saya meng-add teman sebanyak mungkin karena memang mencari teman baru sebanyak mungkin juga. Namun mencari teman sebanyak mungkin adalah sesuatu yang tidak masuk akal bagi mereka.

Di Amerika Serikat dan Eropa barat, ada tendensi sebagian user men-disable akun Facebook milik mereka dengan alasan privasi. Mereka kembali ke media konvensional seperti email dan blog, dengan alasan untuk keintiman dengan keluarga dan teman. Kesaksian user yang mendeaktivasi akun Facebook mereka dapat ditemukan di majalah IT online terbitan AS atau Eropa Barat.

Selama di Eropa, saya sendiri beberapa kali mencoba 'add friend' teman baru di Facebook, namun kalau tidak kenal sama sekali biasanya ditolak dengan pertanyaan sopan, 'apakah saya mengenal Anda?'. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik untuk mencari teman baru di dunia maya.

Lebih menariknya lagi, belum tentu kenal di dunia nyata akan diterima jadi teman di Facebook. Ada beberapa kasus, dimana mereka hanya membuka akun Facebook untuk teman dekat saja. Teman baru tidak akan diterima masuk ke dalam lingkaran pertemanan tersebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Facebook Friend mereka juga sangat terbatas jumlahnya.

Walaupun tentu ada pengecualian di sana sini, namun jelas bahwa secara umum, definisi privasi ala barat; social media adalah kepanjangan dunia nyata dan keduanya berhubungan secara sinkron. Artinya, persahabatan yang sangat terbatas di dunia nyata harus secara tegas direfleksikan pada jumlah teman yang terbatas pula di dunia maya.

Main Game, Pedagang, dan Selebriti Adalah Pengecualian

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini